Mimpi Pari

"The two hardest tests on the spiritual road are the patience to wait for the right moment and the courage not to be disappointed with what we encounter"

Name:
Location: Malaysia

Monday, November 14, 2005

Sinis

Aku sinis pada hari ini
pada segala kata dan nukilan
pada segala perlakuan
pada semua lafaz janji
semua ucapan sayang,
pada semua maging sesat yang berpura lemah

Aku sinis pada hari esok
pada semua manafaat kepercayaan ku beri,
pada semua pengorbanan
ku curah tanpa pasti,
pada kezaliman insan lain,
bagai pupusnya hati

Tak semua mangsa kekal dipijak
Malah menjelma menjadi pemangsa
Tak semua mangsa patut dikasihani
Ramai yang sesat, tak ingin kembali
Resamnya, bangkai tak boleh
dimakan lagi
Walau elok rupanya dari luar

Aku berasa sinis selamanya
kerana aku lemah, alpa nan yakin
pada mereka yang tidak benar,
tidak tahu nilai persahabatan
dan kasih,
Semuanya bisa diambil pakai dan buang
mengikut nafsu semasa

Mungkin sinis ini kan menjadi tembokku
dari manusia palsu,
Hindariku dari kecewa,
Itu pintaku pada dunia.

11 Comments:

Anonymous Anonymous said...

Kesinisan akan sentiasa jadi tembok terbaik dari dikecewakan oleh para manusia palsu. Tapi mampu juga menjadi bongkah ais yang mendinginkan perasaan percaya kepada para manusia asli.

*Hugs*

7:21 AM  
Blogger lita said...

stay away from the manusia palsu. they are not good for you.

5:19 PM  
Blogger lauryn said...

hey Stingray. Write sentences boleh? I miss your entries and no, i'm not poetic enuff :)

can't stand squeezing the brain looking for makna tersurat dan tersirat hehe.

12:51 AM  
Anonymous Anonymous said...

ruang hatimu itu cukup luaskah untuk aku diami?... siniskah persoalan ini?

1:48 AM  
Anonymous Anonymous said...

ray, off-topic - do access your stingraydreams email ya? i sent something from my office email.

5:26 AM  
Anonymous Anonymous said...

in every little cynic there lies a believer....

9:27 PM  
Blogger suzequatro said...

what's will all those poem dude? so deep..

9:41 PM  
Anonymous Anonymous said...

alamak pantun lagi. told you before, stay cynical. protects you from the blizzards.

9:47 PM  
Blogger Rain said...

Aduhai sahabat, cukuplah keluhan puisi ni. Kembalilah ke pangkuan bahasa asal blog ni. Janganlah menghampakan kami Datuk Stingray.

p/s ni macam jamuan kita kat gill's wei ikan paus. ;)

2:23 AM  
Blogger Elina said...

Aiyoh, malu lah macam ni...everybody's starting to write puisi. Props to you.

8:05 AM  
Blogger Stingrayz said...

Voice:

Not looking to build icebergs. Just freezers. :) Need to put the heart on cryogenic freezing, if you know what I mean. ;)


Lita:

Will try to wean myself off the addiction. ;) Not easy lor,....


Thinktankgal:

Aku kagumi percubaanmu. :) Syabas!


Lauryn:

Your wish is my command, dear. But you already know, that since my latest piece, had moved you to tears. :)


Nur:

Yang penting bukan ruangnya, tapi kunci pintu hati tuan yang empunya. :)


Voice:

Got your e-mail. :) Thanks! Will try to make it.


Wandering_Soul:

That rule works both ways. In every single believer, there is a cynic waiting to be released, by the harshness of reality.


Sooz:

Takde ah. Just going through a phase. Felt better relaying grief in Malay. Seems to describe it better - in a more raw form.


Lil Ms. D:

There are days when I consider it. Believe me. Blizzards are coming far too frequently, nowadays.


Pseudonymous:

Will be going to Heritage Row on Saturday night. :) Join me?


Rain:

The expressions in English are back. But the mood is still sombre. Gimme some time - will bounce back. ;)


Elina:

When am I going to get to read some of your poetry? :)

10:56 AM  

Post a Comment

<< Home